Bahasasebagai media komunikasinya pun disesuaikan masyarakat, beberapa menggunakan doa dalam bahasa Arab, Indonesia dan Jawa sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Meskipun demikian, makna dari doa yang dilantunkan tetap sama yaitu sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas segala nikmat dan rezeki yang diberikan.
Nah bagi yang tidak tahu bahasa Jawa, mudah-mudahan bisa terbantu. Sekarang mari kita simak bersama apa makna dari lagu ” lir-ilir “ ini, Makna yang terkandung lagu Lir-ilir. Sebagai umat Islam kita diminta bangun (sadar). Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Alloh.
Penulis S erat Sara Silah Kyai Ageng Kasan Besari-I, Tegalasri Ponorogo, adalah DR.Ismu Sukanto Suwelo, M.Sc. putera canggah dari Kanjeng Lider Raden Mas Adipati Tjokronegoro-I, Ponorogo; L ahir di Ponorogo pada tanggal 31 Januari 1927; Beliau pensiunan pegawai negeri, mulai bekerja sejak tahun 1983, sebagai imeritus dosen Institut Pertanian
DoaPuasa Ramadhan Hari ke-6 Sampai ke-10. MORE. dari sini kemudian terjadi transformasi teks dan reproduksi teks dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa selanjutnya ke dalam bahasa Melayu dan Sunda. di Timur Tengah dan India, hal ini tampak dari hampir semua kyai besar menyelesaikan pendidikan agamanya di tanah Arab, bahkan pada abad ke
Mulaisaat itulah tradisi siraman ini berlangsung. Gong Kyai Pradah dimandikan setiap tanggal 12 Rabil Awal dengan menggunakan bunga tujuh rupa yang diletakkan pada tujuh tempayan atau cawan yang berbeda. Untuk tetap menjalankan amanat dari Kyai Bicak atau Pangeran Prabu, hingga saat ini ritual Siraman Gong Kyai Pradah tetap dilangsungkan.
KQaXVl. Doa adalah senjata para mukminin, doa juga ibadah bagi hamba sebagai manifestasi kedudukan abdullahhamba Allah. Jadi sebegitu pentingnya ibadah, ada etika dan tata krama dalam berdoa. Pada masa penjajahan dan awal Indonesia Merdeka, Banyak diantara para Alim Ulama’ dan Kyai yang mengajarkan do’a dengan redaksi berbahasa Jawa, bukan karena para Kyai tidak bisa bahasa Arab, bukan pula karena para Kyai tidak sadar dengan apa yang diminta dalam doa, tapi para Kyai dan alim ulama memberikan tuntunan bahwa berdoa dengan memahami apa yang diminta, akan beda sikap dan rasanya dengan berdoa yang hanya karena hafal tanpa tahu ini adalah contoh doa berbahasa Jawa yg diijazahkan oleh para Kyai dari berbagai daerah di Jawa. Pertama dari Ahmad Abdul Haq meriwayatkan bahwa Dalhar Watucongol Magelang mempunyai doa agar tekun bekerja dan diberi kelapangan rizki. “Allahumma ubat-ubet, biso nyandang biso ngliwet. Allahumma ubat-ubet, mugo-mugo pinaringan slamet. Allahumma kitra-kitri, sugih bebek sugih meri. Allahumma kitra-kitri, sugih sapi sugih pari.” redaksi doa ini memberikan maksud bahwa kita meminta kepada Allah SWT agar diberikan kemampuan dan sugih harta sehinga bisa nyandang dan ngliwet, sekaligus kita dijadikan orang yang sugih ternak bebek, sapi, dan sugih hasil sawah ladang” bisa jadi sang Kyai memotivasi para santri untuk jadi orang sugih sehingga ibadah dan dakwah bisa berjalan KH. Achmad Chalwani Nawawi mempunyai doa yg terkait dengan keamanan. “Bismillahirrahmānirrahim. Kun Fayakun, rinekso dhening Allah, jinogo dhening moloekat papat, pinayungan dhening poro nabi, Laa ilaha illallah Muhammadur Rasulullah.” Bismillahirrahmanirrahim. Kun Fayakun, semoga dijaga oleh Allah, dijaga oleh 4 malaikat, dipayungi oleh para Nabi, Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah. Dari redaksi doa ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa segala sesuatu disandarkan kepada Allah SWT dan bertawasul kepada para kekasihNya yakni para Nabi, Malaikat Muqorrobiin, agar terjaga dari segala bahaya apa pun bentuknya bahaya tersebut serta tetap taqorub kepada Allah dan tetap menata hati bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan KH. Ma’ruf Kedunglo mempunyai doa suwuk untuk bekal pasukan Hizbullah dan ditiupkan ke air. “Allahumma sallimnaa minal bom wal bedil wal bunduq wal martil wa uddada hayatina” Ya Allah selamatkan kami dari bom dan senapan dan meriam dan jagalah hidup kami. Para Kyai tetap menjaga ketauhidan para laskar Hizbullah, buktinya permintaan penjagaan tetaplah kepada Allah dalam kondisi apa pun. Saat perang menghadapi penjajah, kondisi apa pun mungkin terjadi, dan jangan sampai pasukan takut kepada selain Allah dan terbujuk rayuan musuh. Makanya keselamatan dari bom, martil, dan bedil tetap dituntun untuk meminta kepada Allah KH. Bisri Musthofa meriwayatkan doa dari KH. Kholil Kasingan Rembang sebuah doa agar berhasil menyapih bayi. “Bismillahirrahmanirrahim. Cerma ratu, si bayi laliyo duduh susu, ilingo sego lan banyu, adem asrep, saking Allah Ta’ala, Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah” Bismillahirrahmaanirrahiim, Cerma ratu, si bayi lupakan dari air susu, ingatlah nasi dan air, adem asrep, dengan kehendak Allah Ta’ala, Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah, Menyapih bayi atau mengakhiri kegiatan menetek bayi pada ibunya menurut al qur’an memang sempurnanya adalah dua tahun, tapi biasanya 1 tahun pada masa penjajahan dan awala kemerdekaan yang belum mengenal susu formula sebagai tambahan nutrisi bagi bayi selain asi, maka dalam proses menyapih ini bisa mengakibatkan berubahnya kebiasaan bayi saat itu, ada yang nangis semaleman, ada yang panas gak karuan, para Kyai mengajarkan doa ini dalam rangka ngajari santri untuk peka situasi sekitar, jangan mengabaikan kejadian dan kondisi sekitar termasuk tangisan bayi dan gelisahnya ibu KH. Bisri Musthofa juga meriwayatkan doa dari KH. Ma’ruf Kedunglo, doa agar orator dan orang berpidato diberi kelancaran. “Bismillahirrahmanirrahim, sang manik cemar uripmu wus kacekel. Diluk dingkul katungkul dingkul. diwoco ping 3 tanpo ambekan Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah” Dari redaksi sini kita bisa menilai bahwa kondisibdansituasi apa pun, para Kyai mengajarkan kita berdoa sebagai langkah ibadah untuk selalu mengagungkan Allah SWT walaupun tidak menggunakan redaksi bahasa Arab. kita tidak perlu takut atau ragu berdoa. Gunakan bahasa apapun yang kita bisa, yakin kepada Allah SWT akan sekarang ada yang mempermasalahkan redaksi dari doa berbahasa Jawa dengan alasan tidak nyunnah, atau mengatakan doa ini bid’ah, satu hal yang tidak bisa dibantah adalah, doa ini sudah diamalkan dan mujarrab/terbukti. Fakta ini yang tak bisa dimanipulasi dan diingkari. Salam JAS HIJAU “Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama”.
Kumpulan Doa Bahasa Jawa Dari – Kumpulan Doa Bahasa Jawa Dari Kyai Selamat datang kepada seluruh pengunjung setia di blog sederhana kami ini. Pada artikel kali ini, kami akan membagikan beberapa doa dalam Bahasa Jawa yang diijazahkan oleh kiyai dan ulama dari Jawa. Kumpulan doa dalam Bahasa Jawa ini akan kami bagikan secara lengkap dalam tulisan Latin lengkap dengan artinya dalam Bahasa Indonesia. Di…View On WordPress
doa bahasa jawa dari kyai